Pernahkan kamu-kamu sekalian melakukan bullying atau malah di bully? Yup, sadar tak sadar kita semua pernah melakukan bullying. Contoh nih ya, Ani bilang ke teman-temannya kalau Sita dan Budi pacaran. Tapi Sita dan Budi ternyata tidak pacaran. Lalu datanglah Sita dan bilang ke Ani, “Ani aku gak suka kamu bilang-bilangin aku pacaran ma Budi. Aku terganggu.” Lalu Ani dengan cueknya dan tidak menaruh peduli tetap bilang ke orang-orang kalau Sita dan Budi pacaran. Ani sakit hati. Itu termasuk bullying. Contoh lain ya, Joko yang tergolong ranking terbawah di kelas dikata-katain oleh teman-temannya. “Jolok! Jolok!” “Apaan Jolok?” “Joko Goblok!”. Joko merasa terhina dan malu. Ini adalah bullying.
Apa sih arti bullying?
Bullying is abusive treatment, the use of force or coercion to affect others, particularly when habitual and involving an imbalance of power. It may involve verbal harassment, physical assault or coercion and may be directed persistently towards particular victims, perhaps on grounds of race, religion, sex or ability.
Kalau dibahasa-indonesiakan menjadi:
Bullying adalah perlakuan kasar, penggunaan kekerasan atau paksaan untuk mempengaruhi orang lain, terutama ketika biasa dilakukan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan. Ini mungkin melibatkan pelecehan verbal, kekerasan fisik atau pemaksaan dan diarahkan dengan kukuh untuk korban tertentu, mungkin atas dasar ras, jenis kelamin agama, atau kemampuan.
Budaya bullying ini sudah menjamur, dan mungkin menjadi trend diantara kita semua. Contohnya saja, menurut survey di tiga kota Jakarta, Surabaya, dan Jogjakarta. Jogja memegang peringkat pertama. 70,63 % anak sekolah disana melakukan bullying. Biar menambah gaya, anak-anak sekolah di kampung halamanku pun melakukan hal yang sama.
Sekitar tahun 2010, dibelakang rumahku, yang termasuk sepi dan cukup private ada sekelompok anak-anak yang masih SMP. Satu orang lelaki, dan empat orang perempuan, mem-bully dua orang anak perempuan. Mungkin si cowok adalah pacar dari salah satu pem-bully, jadi si cewek asyik ngelendot ke cowok itu. Dan si cowok dengan tenangnya merokok, hisap, hembus, hisap, hembus....
Dua anak cewek yang di bully mulai menangis. Tapi gak berani keras-keras karena dibentak-bentak sama anak-anak yang lain. Mereka didorong-dorong, dioper kesana kemari (mereka pada buta kali ya, itu orang bukan bola). Karyawan abang bilang ke aku, kalau dibelakang rumah ada yang digangguin, yang digangguin nangis. Karena kaget aku langsung ke belakang. Waktu kulihat, mereka diam-diam aja, seolah gak ada apa-apa. Wuih.... selain pintar menyiksa mereka pun pintar berakting. Karena kulihat dua cewe itu masih menangis aku langsung kebelakang.
“Hey, ngapain kalian disini?!” tanapa tedeng aling-aling aku langsung membentak. “Bubar!” teriakku.
Salah satu pem-bully malah bikin dialog,”Sini dek”, menggandeng tangan anak yang di-bully. “Ayo dek, angkatkan tas kakak ya,” katanya dengan penuh kelembutan namun matanya tak menunjukkan hal yang sama.
Setelah mereka beranjak pergi, aku justru menjadi ragu dengan tindakanku. Jangan-jangan anak-anak tadi malah di-bully di tempat yang berbeda. Aduh seharusnya kucatat nama mereka satu persatu lalu kuserahkan ke sekolahnya. Itu tindakan yang bijak gak ya? Atau seharusnya aku ikut campur saja kemasalah mereka, mana tahu mereka gak niat mem-bully??? Haiz.... Jadi bingung sendiri.
Nah kalau aku sendiri? Pernahkah aku mem-bully teman-teman? Jawabannya seperti yang diatas tadi, sadar gak sadar pasti pernah. Dalam kesempatan ini, aku mau mengajukan permintaan maaf pada teman-teman yang pernah bahkan sering merasa di bullying olehku. Tidak ada maksud buruk dalam setiap kegiatan bullying-ku. Dan dengan ini aku sekali lagi mengumumkan “saya BUKAN zolimers.” Terima kasih atas perhatiannya dan selamat siang atau pagi atau malam atau sore.
Pada kesempatan kali ini aku ingin menambahkan satu tipe lagi dari bullying yaitu financial bullying. Apa yang dimaksud dengan financial bullying? Financial bullying adalah pemaksaan kepada satu orang atas dasar finansial. Siapakah pelakunya? Diriku sendiri. Siapakah korbannya? Kakakku tercinta. Bagaimanakah contohnya?
Berikut ini laporan langsung dari TeKaPe
Kakak : “Dek, berapa tadi duitnya?”
Adek : “Sekian” (menyebutkan sejumlah uang)
Kakak : “Nih” (sambil menyodorkan sejumlah uang pengganti)
Adek : “Gak usah”
Kakak : “Kenapa?”
Adek : “Oh... soalnya mulai minggu depan kakak kan masih mau bayarin hidup adek”
Kakak : (shock sampai mulutnya berbusa)
Adek : “Kak, pilih satu diantara dua ini yang paling kakak suka ya?”
Kakak : “Apa? Apa? Makanan ya”
Adek : “Bukan. Kakak mau pilih bayarin adek liburan atau bayarin kebutuhan administratif adek?”
Kakak : “Administratif” (menjawab dengan cepat)
Adek : “Ok, kalau gitu kakak harus bayarin perpanjangan passport adek, SIM adek,......”
Kakak : ….................... (terdiam tak berdaya)
Jika kamu-kamu sekalian pernah merasakan apa yang kakak saya rasakan berarti kamu sudah di bully secara finansial.
Dan kalau kamu pernah melakukan apa yang saya lakukan, berarti kamu hebat.
kau selalu melakukan mem-bully ku, tiap saat kau bilang aku manis, cantik, pintar. dah ku bilang padamu, jangan ulangi kata2 itu lagi karena aku bosan mendengarnya. tapi tetap kau lakukan.
BalasHapuskalo memang kau ga mau lagi ku bully aq ga bikin lagi yok...
BalasHapusaku akan bilang yg sejujurnya ttg dirimu, kalo kau asin, jelek, idiot, dll......