Hari ini jalan pagi bareng murid-murid. Yes!!!!! Kami akan menghabiskan waktu yang menyenangkan. Begitulah rencananya. Selesai menjemput murid-murid kami langsung mengambil rute kaliaga (rute biasaku), sampai Angel memberitahukan jalan singkat ke Gundaling. Kupikir kenapa gak, hari ini libur kami bisa pulang lebih lama. Dan akupun mengusulkan untuk mengikuti jalan itu. Namanya tangga seribu, dan setelah dihitung Arla cuma ada 60 anak tangga. Ketemu sama seorang bibi, I have no clue who is she, tapi tampaknya dia kenal denganku.
Btw, aku mau kasih tahu Johan jalan singkat ini kalo dia ke Berastagi. Hei, Johan, aku tahu lo jalan singkat ke Gundaling! (tersenyum bangga)
Kami melanjutkan perjalan sambil sesekali berhenti untuk berfoto. Memang ciptaan Tuhan itu gak ada yang cacat. Murid-muridku juga sangat menikmati pemandangan. Mereka sampe, Miss lihat itu kenapa ladang bisa rapi begitu? Miss, lihat itu, gunungnya cantik, dan lain-lain.
Oh, Devan bawa anjingnya yang dikasih nama Jackie dan abangnya Jackie Chan. Anjingnya ramah bener, warnanya coklat, sempat pup ditengah jalan, dimana aku, Arla dan Angel langsung kabur, sementara Devan dan Mario dengan teguh menunggui si anjing menyelesaikan tugasnya.
Perjalanan kami sungguh jauh dan aku tak tau kemana kami melangkah (dalam arti sebenarnya). Sempat berpapasan dengan beberapa rombongan, ada kelompok anak kecil juga, sepertinya sih gak lebih dari kelas satu SD. Sampe akhirnya aku bertanya pada Devan, "Devan nama anjingnya siapa?". Devan gak dengar pertanyaanku, dan Puji Tuhan ada cowok yang salah paham dan mengira aku bertanya padanya. Dan ya, kalo kenal baik denganku kalian akan tahu seberapa jarang aku memuji seorang pria itu ganteng. Dan dia ganteng!!! Dia menjawab, "Namanya Louis".
"Good morning, Louis", kataku dengan otomatis.
Anjing diam, majikan diam.
Ok, besok aku mau lewat di rute ini lagi, di jam yang sama lagi. Mudah-mudahan ketemu dia lagi.
"Miss, kita kayaknya udah jalan jauh sekali, kita masih belum sampe ya Miss?", tanya Angel.
"Oh, kita tinggal lurus jalan ini, bentar lagi juga sampe", kataku dengan sok yakin.
Kami jalan sampe satu jam, dan aku sama sekali gak ada tau kami ada dimana dan sejauh apa kami dari pusat kota, dan kami gak ketemu lagi dengan siapa-siapa. Tapi anak-anakku gak boleh tau kecemasanku, kalo mereka tau betapa buta arahnya aku, gak tau apa yang akan terjadi, bisa-bisa mereka meragukan kredibilitasku sebagai seorang guru.
Semakin jauh berjalan, aku udah gak tenang, tapi mulai ada tanda-tanda kehidupan.
"Miss, ini jalannya benar?"
"Iya, lurus aja", kataku.
Tiba-tiba ada jalan bercabang dua dan aku harus memilih satu jalan. Kuputuskan membongkar sedikit kebodohanku.
"Kita kearah mana ya, Nak?"
"Kesana Miss", jawab mereka serempak sambil menuju kearah kanan. "Kalo ke kiri itu ke Juma Raja, Miss", timpal Arla. "Kalo diteruskan sampe ke bla bla bla bla bla", mereka saling menjawab satu sama lain.
Ok, bahkan anak kecil pun tahu lebih banyak dari aku. hhhhhhhhhhhhhhhh.............!!!!!!!!!!!!!
Ini benar-benar aneh, aku lahir dan besar di Berastagi dan aku gak tau aku sedang ada dimana.(Bagian yang ini, jo sebaiknya gak tau) Dan keselamatan empat anak ada ditanganku. Sewaktu melihat angkot, langsung saja kuhentikan dan bertanya serius pada supirnya, "Bang, ini ke Berastagi?"
"Iya", jawabnya cuek.
Kami semua langsung naik dan duduk, anak-anak merasa senang dan bercerita dengan gembira, sementara aku sedang mereka-reka kami ada dimana. Satu... dua.... tiga...., tidak sampai lima menit aku merasa mengenal daerah ini. Hmmm.... semakin jauh, semakin meyakinkan. Dan ternyata aku didaerah Kaliaga. Dan sewaktu naik angkot tadi aku ada dibelakang Hotel Sibayak.
Aku merasa diriku semakin bodoh saja.
Tapi syukurlah, anak-anakku merasa bahagia.
P.S. : Aku mau beli anjing, mana tau nanti bisa ketemu lagi sama si ganteng dan bla bla bla (seperti di film-film). Hahahahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar